Cantik sekuntum mawar tak pernah tiba pada matangnya
Setengah mekar telah harus dipungut dari segala asa
Lepas meninggalkan tangkai yang berharap ia dewasa
Semata karena indah rupa yang tak bertara.
Lama kini ia merindu pada sentuhan embun basah
Yang dulu hadir bersama kilau saat pagi mulai merekah
Namun sesal tiba sudah, ketika tubuhnya tercerabut lemah
Berserak sepanjang jalan, tempat lewat pengarak jenazah.
Lembar mahkota mawar tersapu angin ke tepi jalan
Dipungut tangan renta berbalut kulit keriput
Tersisa sebuah damba memperpanjang kisah petualangan
Meski sekedar untuk diseduh air panas dan diseruput.
Mawar cantik yang bersegera pada manisnya hidup
Mendapati pahit dalam kisah panjang tak bertutup.